DLH Kota Malang Gandeng Pesantren Jadi Pelopor Gerakan Hijau Lewat Program Eco Pesantren
Reporter
Hendra Saputra
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
30 - Oct - 2025, 06:00
JATIMTIMES - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang terus berinovasi dalam menggerakkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam.
Kali ini, DLH menggandeng pesantren sebagai pelopor gerakan peduli lingkungan melalui program Eco Pesantren, yang resmi dicanangkan dalam kegiatan bertajuk Deseminasi Program Eco Pesantren untuk Membangun Lingkungan Berkelanjutan Sesuai Ajaran Agama Islam, Kamis (30/10/2025), di Hotel Pelangi Malang.
Baca Juga : Musrenbang TSP Kota Malang, Wali Kota: Kinerja Makro Daerah Makin Positif Berkat Peran CSR
Pelaksana Harian (Plh) Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran, menyebut program ini merupakan bagian dari gerakan besar Pemkot Malang bertajuk Ngalam Seger. Gerakan tersebut menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Melalui pendampingan gerakan peduli lingkungan, kami ingin menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta perilaku peduli lingkungan di kalangan pesantren,” ujar Raymond.
Ia menegaskan, Eco Pesantren bukan sekadar kegiatan simbolik, melainkan upaya nyata membangun budaya ramah lingkungan di lembaga pendidikan berbasis Islam. Program ini menitikberatkan pada tiga pilar utama, yakni kelestarian, keberlanjutan, dan wirausaha kreatif berbasis lingkungan.
DLH mencatat, saat ini ada 45 pondok pesantren di Kota Malang yang telah menjadi bagian dari program pembinaan ini. Setiap pesantren mendapatkan pendampingan terkait pengelolaan sampah, penghijauan, konservasi air dan energi, pengendalian emisi, hingga pengembangan inovasi lingkungan hidup.
Kegiatan ini juga menghadirkan dua narasumber nasional, yakni Prof Dr Ir Muhammad Bisri MS IPU, Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh, serta Sukirman dari Kementerian Agama. Keduanya menyoroti pentingnya peran pesantren sebagai agen perubahan yang mampu menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam menjaga bumi.
“Selain itu, kami juga terus memperkuat koordinasi antar lembaga pemerintah agar pendidikan lingkungan hidup di pesantren bisa berjalan sesuai ketentuan pembangunan berkelanjutan,” tambah Raymond.
Sebagai bentuk dukungan konkret, DLH Kota Malang memberikan bantuan pupuk kompos, bibit tanaman hias, dan pohon kepada sejumlah pesantren. Bantuan ini diberikan bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional (HSN), sebagai simbol kolaborasi antara gerakan santri dan lingkungan.
Baca Juga : Susunan dan Tugas Tim Koordinasi Program MBG Bentukan Presiden Prabowo
“Kalau pesantren punya lahan, pohonnya bisa langsung ditanam. Tapi kalau tidak, kami berikan pembelajaran bagaimana tetap bisa menanam dengan media pot atau cara lain,” jelas Raymond.
Meski lahan hijau di Kota Malang semakin terbatas, DLH terus mencari alternatif ruang hijau baru. Beberapa area seperti Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan lahan terbuka lainnya kini mulai dimanfaatkan sebagai lokasi penghijauan.
“Dengan kondisi Kota Malang yang padat, kami berupaya mencari ruang hijau baru, sekecil apa pun. Harapannya, melalui pesantren, budaya cinta lingkungan ini bisa terus tumbuh dan menjadi bagian dari keseharian masyarakat,” pungkas Raymond.
Langkah DLH ini diharapkan mampu menjadikan pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga garda terdepan dalam menciptakan Kota Malang yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan.
