Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Perpustakaan Jantung Peradaban: Wali Kota Blitar Dorong Sekolah Jadi Pusat Literasi Modern

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

30 - Sep - 2025, 12:29

Placeholder
Salam Blitar SAE: Wali Kota Blitar Mas Ibin bersama Ketua DPRD Kota Blitar dr. Syahrul Alim, Kepala Kemenag Kota Blitar M. Kanzul Fathon, Plt Kepala Disperpusip Kota Blitar Yudha Budiono, serta para guru pengelola perpustakaan sekolah, Selasa (30/9/2025). (Foto: Bagian Umum Setda Kota Blitar)

JATIMTIMES - Suasana aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Blitar pada Selasa, 30 September 2025, pagi itu berbeda dari biasanya. Kursi-kursi tertata rapi, dipenuhi puluhan guru yang sehari-hari mengemban tugas ganda: mengajar sekaligus mengelola perpustakaan sekolah. 

Mereka datang dari SD/MI hingga SMP/MTs se-Kota Blitar. Sebanyak 93 orang hadir dan menyimak serius acara Peningkatan Kapasitas Pengelola Perpustakaan Sekolah yang dibuka langsung oleh Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin, atau yang akrab disapa Mas Ibin.

Baca Juga : Pastikan Makanan Aman dan Bergizi, Bupati Magetan Cicipi Menu MBG di Sekolah

Kegiatan sehari penuh ini menghadirkan narasumber Gigih Mardhana, Kepala Bagian Umum Setda Kota Blitar. Turut hadir Wakil Ketua DPRD Kota Blitar dr. Syahrul Alim, Kepala Kemenag Kota Blitar M. Kanzul Fathon, serta Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Dindin Alinurdin, bersama jajaran pejabat terkait.

Di hadapan para peserta, wali kota berdiri mantap. Ia mengucapkan salam, lalu meluncurkan sebuah kalimat yang menjadi titik tekan acara itu: “Perpustakaan adalah jantung peradaban.” Kata-kata itu seakan menjadi gong yang mengingatkan kembali betapa pentingnya literasi bagi sebuah kota kecil yang menyimpan sejarah besar.

Dalam sambutannya, Wali Kota Blitar menegaskan, perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, melainkan ruang yang mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, mengasah pemikiran kritis, dan merajut mimpi besar generasi muda. 

“Dengan membaca, anak-anak tidak hanya memperkaya diri, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih cerdas dan beradab,” ujarnya.

Ia menambahkan, literasi di era digital bukan sekadar kemampuan membaca teks. Literasi, menurutnya, adalah life skill fundamental yang membekali siswa agar bisa menyaring arus informasi, membedakan fakta dan hoaks, serta beradaptasi dengan perubahan yang kian cepat.

 “Siswa yang tidak memiliki kemampuan literasi kuat akan rentan menjadi konsumen pasif. Mereka bisa terseret dalam banjir informasi tanpa daya analisis,” kata Mas Ibin.

Bagi wali kota, membiasakan anak-anak membaca sejak dini adalah kunci. Ia mendorong sekolah untuk menghadirkan budaya baca yang menyenangkan, mulai dari program membaca 15 menit sebelum pelajaran hingga penyediaan sudut-sudut baca yang nyaman.

 “Perpustakaan sekolah harus menjadi ruang inspiratif. Tugas pengelola perpustakaan jauh melampaui sekadar menata buku dan mencatat peminjaman,” ucapnya.

Ibin

Pernyataan wali kota itu disambut serius oleh Yudha Budiono, Plt Kepala Disperpusip Kota Blitar. Ia menekankan, peningkatan kapasitas ini penting karena mayoritas pengelola perpustakaan sekolah bukan pustakawan murni. Mereka adalah guru yang diberi tambahan tanggung jawab. 

“Mereka butuh pembekalan tentang pelayanan prima atau excellent service. Dengan itu, perpustakaan bisa menjadi ruang yang nyaman, sesuai standar nasional,” tutur Yudha.

Yudha berharap para peserta pelatihan tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menghadirkan inovasi. Ia mengakui, keberadaan pustakawan khusus di setiap sekolah masih menjadi cita-cita. 

“Ke depan, kita ingin ada pustakawan di tiap sekolah. Karena perpustakaan adalah media pembelajaran sepanjang hayat,” katanya.

Mas Ibin dalam pidatonya juga menyoroti tantangan era digital. Menurutnya, perpustakaan sekolah tidak bisa lagi hanya mengandalkan koleksi fisik. 

“Sekolah harus memadukan koleksi cetak dan digital. Siswa harus melek buku, sekaligus melek informasi digital,” ujarnya. 

Ia mengajak sekolah untuk berani memanfaatkan teknologi, menghadirkan konten interaktif, dan membuat akses perpustakaan lebih mudah.

Tak hanya itu, wali kota juga mendorong agar literasi diintegrasikan dalam kurikulum. Ia bahkan mengusulkan agar setiap sekolah rutin menggelar lomba literasi, khususnya saat Bulan Bahasa. 

Baca Juga : DLH Kota Malang Matangkan Persiapan Penilaian Adipura 2025, Fokus pada TPA hingga Pasar Tradisional

“Apresiasi dan penghargaan bagi siswa yang rajin membaca itu penting. Kita harus memotivasi mereka agar menjadikan membaca sebagai kebiasaan,” tambahnya.

Sebelum menutup sambutannya, Mas Ibin sempat melantunkan sebuah pantun:

Pohon beringin daunnya lebat
Tempat berteduh di kala hujan
Buku tersusun mudah didapat
Perpustakaan nyaman jadi tujuan

Pantun sederhana itu seolah merangkum visi besar: perpustakaan bukan sekadar rak buku, melainkan rumah ilmu, tempat anak-anak menumbuhkan mimpi.

Mas wali

Setelah membuka acara, wali kota berkesempatan meninjau langsung perpustakaan milik Disperpusip Kota Blitar. Dengan penuh antusias, ia memperlihatkan rencana baru: menghadirkan kafe di dalam perpustakaan.

 “Mungkin orang datang ke sini niatnya ngopi, tapi akhirnya membaca, berdiskusi. Ini cara mengenalkan literasi secara menyenangkan,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia percaya, membaca bukan sekadar tugas akademis, melainkan bagian dari hidup. “Kunci hidup itu adalah membaca dan berliterasi. Kami ingin perpustakaan menjadi ruang yang membuat orang betah, senang, sekaligus menambah ilmu,” katanya.

Konsep ini menunjukkan bahwa pemerintah kota ingin memperluas makna perpustakaan: dari ruang sunyi penuh rak buku menjadi pusat interaksi publik yang ramah, kreatif, dan modern.

Dari keseluruhan acara, terlihat jelas arah pembangunan Kota Blitar: menjadikan kota ini sebagai pusat literasi.

 “Mari kita jadikan Kota Blitar sebagai Kota Pelajar yang cerdas berliterasi,” seru Mas Ibin.

Ia meyakini, cita-cita itu hanya bisa terwujud lewat kolaborasi erat antara pengelola perpustakaan, guru, pimpinan sekolah, dan pemerintah. “Dengan kolaborasi, saya yakin Blitar akan melahirkan generasi yang kritis, inovatif, dan beradab,” katanya penuh optimisme.

Acara peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan sekolah ini mungkin hanya berlangsung sehari. Namun, pesan yang ditinggalkan jauh melampaui waktu. Dari ruang aula Disperpusip, sebuah gerakan lahir: menjadikan perpustakaan sebagai pusat literasi modern, sekaligus fondasi peradaban Kota Blitar di masa depan.



 


Topik

Pemerintahan wali kota blitar perpustakaan sekolah disperpusip kota blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Sumenep Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan